Dr. Suparyanto. M.Kes
Protein merupakan
kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk
hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsi dan
nya, setiap jenis protein membutuhkan kondisi tertentu ketika diekstraksi dari
normal biological milieu. Protein yang diekstraksi hendaknya dihindarkan dari
proteolisis atau dipertahankan aktivitas enzimatiknya. Untuk menganalisa
protein yang ada di dalam sel tersebut, diperlukan prosedur fraksinasi sel
yaitu :
(1) memisahkan sel dari jaringannya,
(2) menghancurkan membran sel untuk mengambil kandungan sitoplasma dan organelnya serta
(1) memisahkan sel dari jaringannya,
(2) menghancurkan membran sel untuk mengambil kandungan sitoplasma dan organelnya serta
(3) memisahkan
organelorganel dan molekul penyusunnya.
Prosedur (1) dan (2) dinamakan homogenasi dapat dilakukan dengan menggunakan
alat yang paling sederhana seperti homogeniser atau mortal sampai alat yang
paling mutakhir seperti pemakaian vibrasi dan sonikasi tergantung pada bahan
yang akan dihomogenasi. Prosedur (3) dilakukan dengan menggunakan sentrifus
dengan kecepatan dan lama sentrifugasi tertentu.Sebagian besar protein
merupakan molekul yang mudah rusak bila tidak berada pada kondisi
fisiologisnya. Karena itu, untuk mempertahankan struktur dan fungsi protein, fraksinasi dilakukan pada suhu
rendah (04 0C) dalam buffer dan pH tertentu (tergantung dari jenis protein
yang akan dianalisa).
Beberapa teknik analisa protein membutuhkan prosedur isolasi yaitu
memisahkan protein dari makromolekul yang lain atau memisahkan protein dengan
sifat tertentu dari protein lain yang tidak diinginkan dalam analisa. Suatu
teknik isolasi dan identifikasi protein harus mempertimbangkan sifatsifat
fisik, kimiawi dan kelistrikan suatu protein
sedemikian rupa sehingga konformasi dan aktifitasnya tidak berubah. Pada tahap awal isolasi, biasanya digunakan metode yang memiliki daya pemisah terendah seperti pengendapan dengan amonium sulfat. Pengendapan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jumlah dan posisi gugus polar, berat molekul, pH dan temperatur larutan.
sedemikian rupa sehingga konformasi dan aktifitasnya tidak berubah. Pada tahap awal isolasi, biasanya digunakan metode yang memiliki daya pemisah terendah seperti pengendapan dengan amonium sulfat. Pengendapan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jumlah dan posisi gugus polar, berat molekul, pH dan temperatur larutan.
PROTEIN TUBUH
MACAM PROTEIN
ASAM AMINO
TRANSPORT PROTEIN
PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI
PEMECAHAN PROTEIN
EKSKRESI NH3
PEMECAHAN PROTEIN
SINGKATAN ASAM AMINO
Arg, His, Gln, Pro: Arginin, Histidin, Glutamin, Prolin
Ile, Met, Val: Isoleusin, Metionin, Valin
Tyr, Phe: Tyrosin, Phenilalanin karboksikinase
Ala, Cys, Gly, Hyp, Ser, Thr: Alanin, Cystein, Glysin, Hydroksiprolin, Serin, Threonin
Leu, Lys, Phe, Trp, Tyr: Leusin, Lysin, Phenilalanin, Triptofan, Tyrosin
SIKLUS KREBS
RANTAI RESPIRASI
H → hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + E
FOSFORILASI OKSIDATIF
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP
KREATIN DAN KREATININ
Kreatin disintesa di hati dari: metionin, glisin dan arginin
Dalam otot rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)
istirahat
Kreatin + ATP ↔ Fosforilkreatin → Kreatinin
gerak urine
REFERENSI
- ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon)
- Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide
- Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa
- Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin
MACAM PROTEIN
- Peptide: 2 – 10 asam amino
- Polipeptide: 10 – 100 asam amino
- Protein: > 100 asam amino
- Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
- Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
- Lipoprotein: gabungan lipid dan protein
ASAM AMINO
- Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial
- Asam amino esensial: T2L2V HAMIF (treonin, triptofan, lisin, leusin, valin → histidin, arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin)
- Asam amino non esensial: SAGA SATGA (serin, alanin, glisin, asparadin → sistein, asam aspartat, tirosin, glutamin, asam glutamat)
TRANSPORT PROTEIN
- Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah
- Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan
- Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim)
- Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein
PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI
- Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak
- Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi
- Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino
- Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto
PEMECAHAN PROTEIN
- Transaminasi:
- alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
- Diaminasi:
- asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
- NH3 → merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal → harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar dapat dibuang oleh ginjal
EKSKRESI NH3
- NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal
- NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati
- Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu → penumpukan NH3 dalam darah → uremia
- NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma
- Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum
PEMECAHAN PROTEIN
- Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs
- Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat
SINGKATAN ASAM AMINO
Arg, His, Gln, Pro: Arginin, Histidin, Glutamin, Prolin
Ile, Met, Val: Isoleusin, Metionin, Valin
Tyr, Phe: Tyrosin, Phenilalanin karboksikinase
Ala, Cys, Gly, Hyp, Ser, Thr: Alanin, Cystein, Glysin, Hydroksiprolin, Serin, Threonin
Leu, Lys, Phe, Trp, Tyr: Leusin, Lysin, Phenilalanin, Triptofan, Tyrosin
SIKLUS KREBS
- Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
- Proses ini terjadi didalam mitokondria
- Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
- Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
- Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat
RANTAI RESPIRASI
H → hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + E
FOSFORILASI OKSIDATIF
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP
KREATIN DAN KREATININ
Kreatin disintesa di hati dari: metionin, glisin dan arginin
Dalam otot rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)
istirahat
Kreatin + ATP ↔ Fosforilkreatin → Kreatinin
gerak urine
REFERENSI
- Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
- Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
- Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
- Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
- Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
- Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-dasar Biokimia, Bandung, UI Press