Sabtu, 18 Desember 2010

PRASASTI HATI ....... *TAK KAN TERGOYAHKAN *

Aku merangkak di tepian waktu
Coba rengkuh segala bentuk arti yang hadir di riak rasa
Yang terkadang menggelegak lelahkan akal
Dan kemudian ciut
Beku mengkristalkan ketakutanku sendiri
Kesadaranku kini terburai dari cangkangnya
Menyerpih keseluruh sudut masa lalu yang kupijak
Dimana telah kutinggalkan jejak berongga
Yang mungkin telah dipenuhi air mata
Menjadi oase kesedihan di tengah gurun kebencian
Kini ia hadir menyusupi jiwa yang berkabut Laksana pagi pucat yang muncul tiba-tiba pada hari
Derunya bagai topan menggulung keakuanku
Kemudian hempaskan jasadku pada jiwa yang gamang
Dimanakah suara yang berseru pada kesendirianku?
Yang menggeletarkan garis semangatku?
Yang dengan pecut teriaknya hentikan isak gemulaiku menarikku dari masa lalu dan berujar tegas
-Kiranya engkau adalah kehidupan mendatang-
Dimanakah ia saat aku terperangkap dalam labirin tanya?
Masihkah aku merangkak saat detik terakhir mendengung di telinga?
Hingga aku tak lagi mendengar degup jantungku sendiri
Kini jiwaku mungkin tak sekuat karang
Yang dengan berselimut sabar dan bersematkan ikhlas menanti hempasan ombak
Atau kini mungkin jiwaku tak setenang alam
Yang menyuguhkan damai bagi jiwa-jiwa yang mendekatinya
Bahkan aku mungkin adalah karma itu sendiri
Dengan nanah busuk mengalir di pembuluh jiwa
Dengan gumpalan dendam terpasung di relung hati
Tapi kekasihku
Aku ingin engkau mengetahui bahwa aku mengasihimu
Sehingga kelak meski waktu kan merangkumkannya dalam sebuah aksioma
Kasih yang kumiliki kan berdiri tegak
Dengan tameng dan kelewang kepercayaan yang kau berikan kan membusung bangga di hatiku
Menapakkan kaki kepastian pada setiap jengkal perselisihan
Pasti akan kehormatan yang kau mahkotakan di kepalaku
Pasti akan ketulusan yang ku ikatkan di jemari manismu
Dan keyakinan pula akan kesucian yang patut kita jaga
Bahkan aku mencintaimu seperti adanya langit
Terlihat tapi tak berbatas Karena kasihmu bagiku adalah udara
Tak berbatas tak berhingga
Lalu kemudian aku menyayangimu
Dan merubahnya menjadi keyakinan yang ku hirup setiap saat
Tuk penuhi setiap rongga perih dan menggantikannya
Hingga ku bisa bangkit dan melangkah di sisi mu
Tuk lewati segala sandung dan buai hidup di depan.

NASEHAT JIWA KU....

Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar mencintai semua orang yang membenciku,

Dan berteman dengan mereka yang memfitnahku.Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai,tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring lebah di antara dua bunga, dekat satu sama lain;Tapi kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tiada berawal pun tiada berakhir, Melingkari semua yang ada, dan bertambah secara kekal.

Jiwaku menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada disebalik bentuk dan warna.

Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.

Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta dan menasihatiku,Aku melihat keindahan seperti titik api yang tergulung asap;tapi sekarang asap itu telah tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api yang membakar.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari lidah maupun dari tenggorokan.Sebelumnya aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.

Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan,Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman.Menyanyikan nada langit, dan menyingkap tabir rahsia keabadiaan..

Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar memuaskan kehausanku dengan meminum anggur yang tak dituangkan ke dalam cangkir-cangkir,Yang belum terangkat oleh tangan, dan tak tersentuh oleh bibirHingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yang terkubur dalam abu.Tertiup angin dingin dari musim-musim bunga;Tapi sekarang kerinduan menjadi cangkirku,Cinta menjadi anggurku, dan kesendirian adalah kebahagianku.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku mencari yang tak dapat dilihat;Dan jiwaku menyingkapkan kepadaku bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kita impikan.

Jiwaku mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhanyang tak memiliki akar, tangkai maupun bunga, dan yang tak pernah dapat dilihat mata.

Sebelum jiwaku menasihati, aku mencari bau harum dalam kebun-kebun,Dalam botol minyak wangi tumbuhan-tumbuhan dan bejana dupa; Tapi sekarang aku menyedari hanya pada dupa yang tak dibakar,Aku mencium udara lebih harum dari semua kebun-kebun di dunia ini dan semua angin di angkasa raya.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku agar tidak merasa muliakerana pujian.Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan kerana cacian.Sampai hari ini aku berasa ragu akan nilai pekerjaanku;Tapi sekarang aku belajar;Bahawa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuah di musim panasDan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin.Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa rasa malu.

Jiwaku menasihatiku dan meyakinkankuBahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebol ataupun tak lebih rendahberbanding raksasa.Sebelumnya aku melihat manusia ada dua,Seorang yang lemah yang aku caci atau kukasihani,Dan seorang yang kuat yang kuikuti, maupun yang kulawandalam pemberontakan.Tapi sekarang aku tahu bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanahyang sama darimana semua manusia diciptakan.Bahwa unsur-unsurku adalah unsur-unsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga milikku.

Bila mereka melanggar aku juga pelanggar,Dan bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka.Bila mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka;Bila mereka tinggal di belakang, aku juga menemani mereka.

Jiwaku menasihatiku dan memerintahku untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa bukanlah cahayaku,

Bahwa laguku tidak diciptakan dalam diriku;Kerana meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya,Dan meskipun aku bermain kecapi yang diikat kemas oleh dawai-dawaiku,Aku bukanlah pemain kecapi.

Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini: “Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok.” Pada saat itu aku menganggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan dilupakan, Dan masa depan kuanggap suatu masa yang tak bisa kucapai;

Tapi kini aku terdidik perkara ini : Bahwa dalam keseluruhan waktu masa kini yang singkat,serta semua yang ada dalam waktu, Harus diraih sampai dapat.

Jiwaku menasihatiku, saudaraku, dan menerangiku.Dan seringkali jiwamu menasihati dan menerangimu.Kerana engkau seperti diriku, dan tak ada beza di antara kita.Kusimpan apa yang kukatakan dalam diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam heningku,Dan engkau jagalah apa yang ada di dalam dirimu, dan engkau adalah penjaga yang sama baiknya seperti yang kukatakan ini.

Nyanyian Jiwa .........

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg tipis kainnya,dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Karna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh ujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.Lagu itu digubah oleh renungan
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Melody atau Ritme' manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?