Aku merangkak di tepian waktu
Coba rengkuh segala bentuk arti yang hadir di riak rasa
Yang terkadang menggelegak lelahkan akal
Dan kemudian ciut
Beku mengkristalkan ketakutanku sendiri
Kesadaranku kini terburai dari cangkangnya
Menyerpih keseluruh sudut masa lalu yang kupijak
Dimana telah kutinggalkan jejak berongga
Yang mungkin telah dipenuhi air mata
Menjadi oase kesedihan di tengah gurun kebencian
Kini ia hadir menyusupi jiwa yang berkabut Laksana pagi pucat yang muncul tiba-tiba pada hari
Derunya bagai topan menggulung keakuanku
Kemudian hempaskan jasadku pada jiwa yang gamang
Dimanakah suara yang berseru pada kesendirianku?
Yang menggeletarkan garis semangatku?
Yang dengan pecut teriaknya hentikan isak gemulaiku menarikku dari masa lalu dan berujar tegas
-Kiranya engkau adalah kehidupan mendatang-
Dimanakah ia saat aku terperangkap dalam labirin tanya?
Masihkah aku merangkak saat detik terakhir mendengung di telinga?
Hingga aku tak lagi mendengar degup jantungku sendiri
Kini jiwaku mungkin tak sekuat karang
Yang dengan berselimut sabar dan bersematkan ikhlas menanti hempasan ombak
Atau kini mungkin jiwaku tak setenang alam
Yang menyuguhkan damai bagi jiwa-jiwa yang mendekatinya
Bahkan aku mungkin adalah karma itu sendiri
Dengan nanah busuk mengalir di pembuluh jiwa
Dengan gumpalan dendam terpasung di relung hati
Tapi kekasihku
Aku ingin engkau mengetahui bahwa aku mengasihimu
Sehingga kelak meski waktu kan merangkumkannya dalam sebuah aksioma
Kasih yang kumiliki kan berdiri tegak
Dengan tameng dan kelewang kepercayaan yang kau berikan kan membusung bangga di hatiku
Menapakkan kaki kepastian pada setiap jengkal perselisihan
Pasti akan kehormatan yang kau mahkotakan di kepalaku
Pasti akan ketulusan yang ku ikatkan di jemari manismu
Dan keyakinan pula akan kesucian yang patut kita jaga
Bahkan aku mencintaimu seperti adanya langit
Terlihat tapi tak berbatas Karena kasihmu bagiku adalah udara
Tak berbatas tak berhingga
Lalu kemudian aku menyayangimu
Dan merubahnya menjadi keyakinan yang ku hirup setiap saat
Tuk penuhi setiap rongga perih dan menggantikannya
Hingga ku bisa bangkit dan melangkah di sisi mu
Tuk lewati segala sandung dan buai hidup di depan.
Salam hangat mas Andhy, kata2nya begitu indah dan bermakna. Tetap semangat
BalasHapusSalam blogger
terima kasih.........
BalasHapussalam blogger...