Q Mencari.....
Langkah Demi Langkah.....
Q Jalani.....
Demi menggapai mimpi......
Mimpi....yang Selama InI Q impikan...
JiwaQ........
QLunakan.......
HidupQ.......
Qkeraskan.......
Demi Mimpi Qwujudkan.....
Demi Hati Qimpikan.....
Demi Cinta Qjalankan.....
Rabu, 15 Desember 2010
SKETSA SEBUAH HARI
Ternyata ada satu waktu yang tak dapat di gantikan
Saat hadirmu bukan lagi sebagai tamu tuk berbagi cerita
Namun engkau adalah pilar kokoh yang menyangga bumi di hati
Aku tak ingin menulis cerita panjang episode demi episode
Jika hadirmu tak lagi buat ceritaku jadi penuh warna,
sebab saat siang engkau jadi mentari
saat malam engkau jadi madahku,
yang terbaca tiap nafas hidup,
bagai kidung sang "Mahadewi"
Terimakasih Sahabat,....Kau telah beri hari yang tak dapat di ganti dengan waktu yang lain.
Saat hadirmu bukan lagi sebagai tamu tuk berbagi cerita
Namun engkau adalah pilar kokoh yang menyangga bumi di hati
Aku tak ingin menulis cerita panjang episode demi episode
Jika hadirmu tak lagi buat ceritaku jadi penuh warna,
sebab saat siang engkau jadi mentari
saat malam engkau jadi madahku,
yang terbaca tiap nafas hidup,
bagai kidung sang "Mahadewi"
Terimakasih Sahabat,....Kau telah beri hari yang tak dapat di ganti dengan waktu yang lain.
Ketika aku dalam Masalah...
Ketika berbagai permasalahan, ujian, cobaan dan kegagalan datang menghampiri secara bertubi-tubi dan tiada berhenti walau sejenak :
Ku ingin ada seseorang yang duduk di sampingku...
Ku ingin ada orang yang menemani berjalan di sisiku...
Ku ingin berbagi pemandangan yang indah ini...
Ku ingin seseorang yang bisa diajak berbagi...
Ku ingin seseorang menemani hidupku yang mulaiteras sepi ini...
Ku ingin seseorang mengingat diriku...
Ku ingin seseorang mengerti masalahku...
Ku ingin seseorang...
Ku andalkan kalian keluarga tercinta...
Ku harapkan kamu wahai kekasih...
Ku inginkan kamu sahabat...
Ku butuhkan kamu teman...
Ku perlukan kau kawan...
Ku ingin berbagi segala kegundahan...
Dan selalu Aku mengadu kepada-Mu Ya Allah...
Ya Allah, ya Rabb...
Jernihkanlah pikiranku... berikanlah aku hidayah-Mu, sehingga aku dapat menerima dan mengerti sepenuhnya pesan yang ingin Engkau sampaikan padaku... Kuatkanlah aku dan biarlah Engkau menuntun aku dalam hidup ini... kupasrahkan segala-segalanya kepada-Mu...
Amin...
Ku ingin ada seseorang yang duduk di sampingku...
Ku ingin ada orang yang menemani berjalan di sisiku...
Ku ingin berbagi pemandangan yang indah ini...
Ku ingin seseorang yang bisa diajak berbagi...
Ku ingin seseorang menemani hidupku yang mulaiteras sepi ini...
Ku ingin seseorang mengingat diriku...
Ku ingin seseorang mengerti masalahku...
Ku ingin seseorang...
Ku andalkan kalian keluarga tercinta...
Ku harapkan kamu wahai kekasih...
Ku inginkan kamu sahabat...
Ku butuhkan kamu teman...
Ku perlukan kau kawan...
Ku ingin berbagi segala kegundahan...
Dan selalu Aku mengadu kepada-Mu Ya Allah...
Ya Allah, ya Rabb...
Jernihkanlah pikiranku... berikanlah aku hidayah-Mu, sehingga aku dapat menerima dan mengerti sepenuhnya pesan yang ingin Engkau sampaikan padaku... Kuatkanlah aku dan biarlah Engkau menuntun aku dalam hidup ini... kupasrahkan segala-segalanya kepada-Mu...
Amin...
PADA SEBUAH SISI .....
Bersama alunan rintik hujan yg turun menghujam..
Disini pada sbuah sisi kehidupan..
Nikmati sentakan yg ada menghujam kalbu, dimana keberadaan jiwa lirih ta menentu.
Hujan turun mendinginkan suasana..
Tetes demi tetes membawa ritme sendiri..
Kuterdiam tanpa kata dan maki, hanya kebimbangan diri terhadap hasrat yg mencabik..
Aroma tanah basah mensejukan suasana, bersama titik nadir yg trus menyayat.
Haripun terus bergulir,hujanpun smakin deras menghujam..
Ritme kehidupan nyata dan pasti.
Tapi apakah nyata dgn rasa ini, atau tetap menjadi sbuah teka teki kehidupanku ini.....
Sesaat waktu telah usai meniadakan dalam satu bait cerita hati dalam pencarianku mencari jati diri,,, ku hempaskan nafas begitu segan, berat,,,, sesampailah di titik pesimpangan itu, 9 tahun lamanya telah kututup dalam peti jiwaku dikaramnya dasar lautan hati,,,, Apakah rasa ini harus karam kembali,,,, ????
Disini pada sbuah sisi kehidupan..
Nikmati sentakan yg ada menghujam kalbu, dimana keberadaan jiwa lirih ta menentu.
Hujan turun mendinginkan suasana..
Tetes demi tetes membawa ritme sendiri..
Kuterdiam tanpa kata dan maki, hanya kebimbangan diri terhadap hasrat yg mencabik..
Aroma tanah basah mensejukan suasana, bersama titik nadir yg trus menyayat.
Haripun terus bergulir,hujanpun smakin deras menghujam..
Ritme kehidupan nyata dan pasti.
Tapi apakah nyata dgn rasa ini, atau tetap menjadi sbuah teka teki kehidupanku ini.....
Sesaat waktu telah usai meniadakan dalam satu bait cerita hati dalam pencarianku mencari jati diri,,, ku hempaskan nafas begitu segan, berat,,,, sesampailah di titik pesimpangan itu, 9 tahun lamanya telah kututup dalam peti jiwaku dikaramnya dasar lautan hati,,,, Apakah rasa ini harus karam kembali,,,, ????
SECERCAH HARAPAN HATI
Ku termenung di kelamnya malam bersama secangkir kopi panas dan sebatang rokok yang selalu setia menemaniku,,,, terdengar lagu syahdu mengalunkan jiwa melambung, bermain main di ruang hati menorehkannya semakin lirih,,,, bagitupun bayu mengusap lembut menyejukan jiwaku yang sunyi,,,,, kulihat senyum rembulan sepasi yang begitu ranum bercanda dengan genitnya sang bintang berkedip manja,,, ku hempaskan nafasku sejenak .... aaaaaagh terasa begitu berat seakan beban yang ku pikul semakin menekan jiwaku menghimpit di berbagai sisi,,,, inikah kehidupanku ????? hatiku bergumam sambil berkaca2 menanyakannya dlam diamku,,,,, kulayangkan pada waktu yang telah usang, menjemputku untuk bermain dalam hayalan,,, cerita yang menggambarkan lakon yang tersirat dalam jejak hidupku,,,
Tak terasa waktu terus melaju mengukirkan detail2 langkah yang ku pijakan di tanah yang kubuat gersang dan tandus ini,,,, adakah secercah harapan menghampiriku, memelukku dalam damai,,,,??? tak dengar suara apapun, bisu,,,,
ataukah memang aku telah menulikan telingaku,,,
telah membutakan penglihatanku,,,,
telah menutup mata hatiku,,,,
telah membisu dan lantang pd kesesatan,,,,
telah hanyutkan fikir dan rasa u kemaksiatan,,,,
Ya allah hinanya diriku ini.,,,?? Aku terkapar dalam kebimbangan dan ketidakmengertian diri, menayakan siapa, apa, mengapa, bagaimana ??? yang setiap tanya sulit terjawab, dimana ku harus menemukannya,,,, ????
Bait2 cerita itu meninggalkan bekas,,, senyuman, gelak tawa, tangisan dan dilema yang berperan di skenario jiwa yang menyayat hati silih berganti,,,, Dan Ku tersentak di persimpangan jalan itu,,, ku di tampar, ditusuk bertubi2, ku diluluhlantahkan dan di remukan bahkan di buang dalam kondisi yang mengerikan penuh dengan sayatan luka dan sabitan yang menghujam ulu hati,,, tercampakan tanpa ada belas dan kasih,,,,, begitupun lemah dayaku, disisa kekuatan ku melangkah di puing2 penuh dengan duri melukai kembali tapak kakiku,,, meringgis sungguh terasa teramat pedih,, Adilkah semua ini dalam hidupku ????? pertanyaan yang tak ada gunanya karena akupun tak mampu berbuat apa2, selain tertegun menerimanya tanpa berkutik menimbulkan rasa takut dan takut melanda naluri hatiku,,, karena ketidak pedulian sudah jelas di mata,,,,, membiarkan tersiksa tanpa rasa iba,,,,,
Kucermati, ku telaah dimana letak kesalahanku selama ini ,,,, aaagh begitu banyaknya sampai tak terhitung menyesakan nafasku,,,, satu hal yang pasti aku membiarkan perasaan ini tanpa adanya protex membiarkannya melambung tanpa batas,,,, hingga ketika ku tertikam terasa begitu menyakitkan walaupun ku tau apa yang akan terjadi dan bagaimana rasanya,,,, padahal batasanku telah terhimpit dalam ruang dan waktu yang begitu sempit harus terkorbankan oleh perasaan ini,,,, dan hasilnya tragis banget di luar bayanganku di saat ketulusan harus tersaji dalam kemunafikan ,,,, sampai hati berontak menanyakan keadilan diri ini ,,,, tapi sungguh ku tak mungkin sesali semua itu apapun yang kukecap dan ku rasa ini adalah takdirku dan ku tak mungkin bisa belajar tanpa pengalaman ini,,,, walau telah hancurkan hidupku,,,, dengan harapan ku dapat memperbaiki diri menjadi insan yang lebih bermakna dan bisa di hargai oleh orang lain sebagai mahluk yang punya hati,,,,,
Sesampai dalam kegelisahanku di setiap tamparan itu Ku coba tenangkan jiwaku, kuambil air wudhu dan ku panjatkan dalam doa dan sujudku,,,meneteslah di setiap alunannya,,, mengalir tak terbendung seakan menyeret hati merasakan panasnya kuali yang membara dialam baka tak kuasa sungguh,,,, isakan tak mungkin melerai hati dalam jiwaku yg meranggas ku harus telan keangkuhan diri membiarkan diriku terlena dlm lembah nista,,,
ya Allah maafkan segala dosaku, tuntunlah hamba dlm keridhoaanMu, sirnakan rasa yg tlh sebati dng raga ini dlm kelembutan dan cahayamu,,,, Berikan hamba kekuatan dan petunjukmu,,
Ya Allah sudikah Kau mendengar jeritan hati ini memanggil namamu,, Lelah dan sakitnya jiwaku a kesombongan diriku sendiri, merasakan aib yang sia2 dlm hidupku ...
Ya allah terangmu yg ku mohon membimbing jiwa yang lemah ini menggapai magrifatmu ..amin
Ku panjatkan doa untuk semua sahabatku moga kebaikan akan selalu meyertai kalian,,, dan untukmu ku lantumkan doa smoga kau bisa menjadi insan yang haqiqi yang di ridhoi amin,,,,
Tak terasa waktu terus melaju mengukirkan detail2 langkah yang ku pijakan di tanah yang kubuat gersang dan tandus ini,,,, adakah secercah harapan menghampiriku, memelukku dalam damai,,,,??? tak dengar suara apapun, bisu,,,,
ataukah memang aku telah menulikan telingaku,,,
telah membutakan penglihatanku,,,,
telah menutup mata hatiku,,,,
telah membisu dan lantang pd kesesatan,,,,
telah hanyutkan fikir dan rasa u kemaksiatan,,,,
Ya allah hinanya diriku ini.,,,?? Aku terkapar dalam kebimbangan dan ketidakmengertian diri, menayakan siapa, apa, mengapa, bagaimana ??? yang setiap tanya sulit terjawab, dimana ku harus menemukannya,,,, ????
Bait2 cerita itu meninggalkan bekas,,, senyuman, gelak tawa, tangisan dan dilema yang berperan di skenario jiwa yang menyayat hati silih berganti,,,, Dan Ku tersentak di persimpangan jalan itu,,, ku di tampar, ditusuk bertubi2, ku diluluhlantahkan dan di remukan bahkan di buang dalam kondisi yang mengerikan penuh dengan sayatan luka dan sabitan yang menghujam ulu hati,,, tercampakan tanpa ada belas dan kasih,,,,, begitupun lemah dayaku, disisa kekuatan ku melangkah di puing2 penuh dengan duri melukai kembali tapak kakiku,,, meringgis sungguh terasa teramat pedih,, Adilkah semua ini dalam hidupku ????? pertanyaan yang tak ada gunanya karena akupun tak mampu berbuat apa2, selain tertegun menerimanya tanpa berkutik menimbulkan rasa takut dan takut melanda naluri hatiku,,, karena ketidak pedulian sudah jelas di mata,,,,, membiarkan tersiksa tanpa rasa iba,,,,,
Kucermati, ku telaah dimana letak kesalahanku selama ini ,,,, aaagh begitu banyaknya sampai tak terhitung menyesakan nafasku,,,, satu hal yang pasti aku membiarkan perasaan ini tanpa adanya protex membiarkannya melambung tanpa batas,,,, hingga ketika ku tertikam terasa begitu menyakitkan walaupun ku tau apa yang akan terjadi dan bagaimana rasanya,,,, padahal batasanku telah terhimpit dalam ruang dan waktu yang begitu sempit harus terkorbankan oleh perasaan ini,,,, dan hasilnya tragis banget di luar bayanganku di saat ketulusan harus tersaji dalam kemunafikan ,,,, sampai hati berontak menanyakan keadilan diri ini ,,,, tapi sungguh ku tak mungkin sesali semua itu apapun yang kukecap dan ku rasa ini adalah takdirku dan ku tak mungkin bisa belajar tanpa pengalaman ini,,,, walau telah hancurkan hidupku,,,, dengan harapan ku dapat memperbaiki diri menjadi insan yang lebih bermakna dan bisa di hargai oleh orang lain sebagai mahluk yang punya hati,,,,,
Sesampai dalam kegelisahanku di setiap tamparan itu Ku coba tenangkan jiwaku, kuambil air wudhu dan ku panjatkan dalam doa dan sujudku,,,meneteslah di setiap alunannya,,, mengalir tak terbendung seakan menyeret hati merasakan panasnya kuali yang membara dialam baka tak kuasa sungguh,,,, isakan tak mungkin melerai hati dalam jiwaku yg meranggas ku harus telan keangkuhan diri membiarkan diriku terlena dlm lembah nista,,,
ya Allah maafkan segala dosaku, tuntunlah hamba dlm keridhoaanMu, sirnakan rasa yg tlh sebati dng raga ini dlm kelembutan dan cahayamu,,,, Berikan hamba kekuatan dan petunjukmu,,
Ya Allah sudikah Kau mendengar jeritan hati ini memanggil namamu,, Lelah dan sakitnya jiwaku a kesombongan diriku sendiri, merasakan aib yang sia2 dlm hidupku ...
Ya allah terangmu yg ku mohon membimbing jiwa yang lemah ini menggapai magrifatmu ..amin
Ku panjatkan doa untuk semua sahabatku moga kebaikan akan selalu meyertai kalian,,, dan untukmu ku lantumkan doa smoga kau bisa menjadi insan yang haqiqi yang di ridhoi amin,,,,
ANTARA AKU DAN DIRIKU
Janjikanlah nanar yang ada bisa terungkap
Jawab yang ada telah kau ketahui... Tingal sekian langkah lagi
Mengapa terdiam...
Terhenti karena ego sebagai manusia...
Kau pinta apa... telah diberikan Nya....
Tak bisa kah kau kuatkan jiwa....
Manusia... apa semua yang ada tidak cukup...
Kau hanya ditugaskan untuk melakukan...
jangan pernah bertanya apa yang akan kau dapat
Lakukanlah apa yang telah menjadi garis kehidupanmu...
Senja semakin temaram dalam harimu yang terang...
Kau buat hatimu melupakan tapi kau terpaut atas apa yang telah menjadi kehendakNya...
Sejauh kau pungkiri, sejauh kau indahkan...
tak mungkin dapat kau lakukan, Lakukanlah apa yang harus dilakukan..
walau hanya bersitan kesakitan yang akan kau raih...
Tapi di balik itu kau akan ketahui apa sesungguhnya...
cerita dibalik yang kau cari, Tetapkanlah kembali hatimu...
agar tiada kebimbangan menyentuh kalbu
Jgn pernah berfikir dia ada karena dia ta pernah ada..
Kau ta bs menyentuhnya walau hy sekilas byang..
Sadarilah bersitan itu adalah hanya sebuah bersitan luka..
Tapak yang ada hanya sebagai ukiran yg terukir dlm kehidupan..
Saat surya tengelam, bersama tengelamnya sang mentari..
Tp tak bisa menengelamkan dirimu dlm hidupku..
Walau diri ni tlah memaki tp rasa itu tetap bersemayam dihati.
Bernyanyilah sang tmbng penyayat hati..
Meng hujam diri bersama bergulirnya hari yg ta mungkin terhenti sblum raga ini mati.
LIHATLAH CERMIN DIRI,,,, LUKA DAN SAYATAN TERGORES DI KANVAS ROMAN HATI,,, WALAU TAK TERLIHAT TAPI JELAS TERASA DI JIWA GETARKAN SUKMA,,,,
Jawab yang ada telah kau ketahui... Tingal sekian langkah lagi
Mengapa terdiam...
Terhenti karena ego sebagai manusia...
Kau pinta apa... telah diberikan Nya....
Tak bisa kah kau kuatkan jiwa....
Manusia... apa semua yang ada tidak cukup...
Kau hanya ditugaskan untuk melakukan...
jangan pernah bertanya apa yang akan kau dapat
Lakukanlah apa yang telah menjadi garis kehidupanmu...
Senja semakin temaram dalam harimu yang terang...
Kau buat hatimu melupakan tapi kau terpaut atas apa yang telah menjadi kehendakNya...
Sejauh kau pungkiri, sejauh kau indahkan...
tak mungkin dapat kau lakukan, Lakukanlah apa yang harus dilakukan..
walau hanya bersitan kesakitan yang akan kau raih...
Tapi di balik itu kau akan ketahui apa sesungguhnya...
cerita dibalik yang kau cari, Tetapkanlah kembali hatimu...
agar tiada kebimbangan menyentuh kalbu
Jgn pernah berfikir dia ada karena dia ta pernah ada..
Kau ta bs menyentuhnya walau hy sekilas byang..
Sadarilah bersitan itu adalah hanya sebuah bersitan luka..
Tapak yang ada hanya sebagai ukiran yg terukir dlm kehidupan..
Saat surya tengelam, bersama tengelamnya sang mentari..
Tp tak bisa menengelamkan dirimu dlm hidupku..
Walau diri ni tlah memaki tp rasa itu tetap bersemayam dihati.
Bernyanyilah sang tmbng penyayat hati..
Meng hujam diri bersama bergulirnya hari yg ta mungkin terhenti sblum raga ini mati.
LIHATLAH CERMIN DIRI,,,, LUKA DAN SAYATAN TERGORES DI KANVAS ROMAN HATI,,, WALAU TAK TERLIHAT TAPI JELAS TERASA DI JIWA GETARKAN SUKMA,,,,
oleh Dani Setiawan pada 26 Agustus 2010 jam 18:54
Hati - hati dengan surprise..@n.
Sepasang suami istri baru menikah, si suami ingin memberikan surprise pada istrinya,
Suatu hari si suami berkata kepada istrinya: “Sayang, kita pergi yuk, tapi mata kamu harus ditutup dulu yah…!” “Kok harus ditutup sih mas…?” kata istrinya “Yah, pokoknya ada sesuatu untukmu deh…..” Merekapun berangkat dengan menggunakan taxi, begitu sampe di tempat yang dituju mereka turun, kemudian si suami mengajak istrinya masuk ke rumah baru yang dijadikan sebagai surprise untuk istriya, tapi si suami masih belum mengijinkan istrinya membuka tutup mata.
Ternyata si istri ingin buang angin, tapi karena masih malu sama suaminya si istri pura-pura minta tolong dibikinin minuman : “Mas, ambilin saya minum dong…!”
Suaminya kemudian pergi mengembil minuman, ketika suaminya pergi si istri buang angin “tuuuut..” Pas si suami datang membawa minuman, ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dia bilang ke suaminya … “Mas minumannya kurang manis, tambahin gula lagi yah….” Si suami pergi lagi untuk menambahkan gula pada minuman istrinya, ketika suaminya pergi si istri kentut lagi “tuuuuuut….” Kemudian si suami datang lagi untuk memberikan minuman, tapi ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dengan berberat hati si istri minta ditambahkan gula lagi, saat suami pergi istrinya kembali buang angin “Tuuuuut”
Akhirnya si istri merasa lega karena telah selesai dari keinginan buang anginnya. Ketika si suami tiba dan menyerahkan minuman, kemudian si suami membuka tutup mata si istrinya, si istri terkejut karena ternyata di rumah sudah banyak orang dan disampingnya ada kdua mertuanya, sambil malu-malu si istri bertanya pada mertuanya “Oh Ibu - Bapak, sudah lama datang ya..?” Dengan ketus Kemudian sang kedua mertua menjawab, “Sudah, sejak dari kentutan pertama…”
Suatu hari si suami berkata kepada istrinya: “Sayang, kita pergi yuk, tapi mata kamu harus ditutup dulu yah…!” “Kok harus ditutup sih mas…?” kata istrinya “Yah, pokoknya ada sesuatu untukmu deh…..” Merekapun berangkat dengan menggunakan taxi, begitu sampe di tempat yang dituju mereka turun, kemudian si suami mengajak istrinya masuk ke rumah baru yang dijadikan sebagai surprise untuk istriya, tapi si suami masih belum mengijinkan istrinya membuka tutup mata.
Ternyata si istri ingin buang angin, tapi karena masih malu sama suaminya si istri pura-pura minta tolong dibikinin minuman : “Mas, ambilin saya minum dong…!”
Suaminya kemudian pergi mengembil minuman, ketika suaminya pergi si istri buang angin “tuuuut..” Pas si suami datang membawa minuman, ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dia bilang ke suaminya … “Mas minumannya kurang manis, tambahin gula lagi yah….” Si suami pergi lagi untuk menambahkan gula pada minuman istrinya, ketika suaminya pergi si istri kentut lagi “tuuuuuut….” Kemudian si suami datang lagi untuk memberikan minuman, tapi ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dengan berberat hati si istri minta ditambahkan gula lagi, saat suami pergi istrinya kembali buang angin “Tuuuuut”
Akhirnya si istri merasa lega karena telah selesai dari keinginan buang anginnya. Ketika si suami tiba dan menyerahkan minuman, kemudian si suami membuka tutup mata si istrinya, si istri terkejut karena ternyata di rumah sudah banyak orang dan disampingnya ada kdua mertuanya, sambil malu-malu si istri bertanya pada mertuanya “Oh Ibu - Bapak, sudah lama datang ya..?” Dengan ketus Kemudian sang kedua mertua menjawab, “Sudah, sejak dari kentutan pertama…”
SKETSA KATA YANG HILANG
Dimana kata yang ilang itu ????
Terkurung dalam belenggu,,,,
terantai di tanah tak bertuan,,,,
Terjepit di antara ruang yang menghimpit,,,,
terselip diantara jerami yang berduri,,,,
Tiada kata yang terusik,,,
Membisu tak mungkin teringkari,,,
Diam berdendang dalam keheningan,,,,
semua tak terkendali dalam bisikan kalimat yang berceceran,,,,,,
Angin riuh memanggil-manggil,,,,
Dinatara ranting yang telah usang oleh kata tempo dulu,,,
Rindu aku pada kata itu,,,,
Walau Pilu menyayat hati,,,,
Lepaskanlah,,,,
wahai penjaga kata,,,,
biarkan ku terbang seperti elang,,,,
Merangkai keindahan swarna kalimat,,,,
Menghirup di hembusan detakan kata yang meraja,,,
Menacapkan di ujung senyum bidadari syurgawi,,,,
Kata yang hilang,,,,,,,,
entah kemana lagi ku cari,,,, lenyapkah kau,,,,,?????
Haruskah terlepas dari untaian kata yang lain ,,,,?????
Tapi sungguh,,,,,
Lelahku menapaki terjalnya persembunyianmu,,,
Berat memikulnya diantara kegersangan dan teriknya hanguskan hati,,,,
walau nyata megah di pondasi syairku,,,,
Membingkai di setiap bait-bait kata terindah,,,,,
Keikhlasanku menutup pintunya,,,,
Selamat Jalan Kata,,,,, Iam sorry, Goodby,,,,
Terkurung dalam belenggu,,,,
terantai di tanah tak bertuan,,,,
Terjepit di antara ruang yang menghimpit,,,,
terselip diantara jerami yang berduri,,,,
Tiada kata yang terusik,,,
Membisu tak mungkin teringkari,,,
Diam berdendang dalam keheningan,,,,
semua tak terkendali dalam bisikan kalimat yang berceceran,,,,,,
Angin riuh memanggil-manggil,,,,
Dinatara ranting yang telah usang oleh kata tempo dulu,,,
Rindu aku pada kata itu,,,,
Walau Pilu menyayat hati,,,,
Lepaskanlah,,,,
wahai penjaga kata,,,,
biarkan ku terbang seperti elang,,,,
Merangkai keindahan swarna kalimat,,,,
Menghirup di hembusan detakan kata yang meraja,,,
Menacapkan di ujung senyum bidadari syurgawi,,,,
Kata yang hilang,,,,,,,,
entah kemana lagi ku cari,,,, lenyapkah kau,,,,,?????
Haruskah terlepas dari untaian kata yang lain ,,,,?????
Tapi sungguh,,,,,
Lelahku menapaki terjalnya persembunyianmu,,,
Berat memikulnya diantara kegersangan dan teriknya hanguskan hati,,,,
walau nyata megah di pondasi syairku,,,,
Membingkai di setiap bait-bait kata terindah,,,,,
Keikhlasanku menutup pintunya,,,,
Selamat Jalan Kata,,,,, Iam sorry, Goodby,,,,
AKU, DIA DAN DIA, DIA YANG MEMBANGGAKAN, DIA YANG MEMPESONAKAN DAN AKU YANG TERHINAKAN
Sebutlah aku, sebuah bentuk egosentris dari yang bercerita tentang aku, dia dan dia. Aku adalah sebuah duri namun tak dapat melukai karena kekuatanku, namun aku bisa menusukmu dengan segala kelemahanku. Sebuah kisah ketika malam dalam sepi dan hening tiada suara.
Sebuah Tanya terlontar “ Bagaimana dengan kolamnya? “
“ Plis dech…jangan sok care gitu…” sebuah tanggapan yang seolah tak boleh ada yang tahu dan peduli.
“ Bagaimana hubungannya dengan dia?”
“ Owh…baik-baik saja ” kalimat singkat yang menyiratkan bermacam makna.
“ Bolehkah aku bertanya lebih jauh? ” Aku seraya bertanya dengan wajah polos dan tanpa dosa.
Tanpa berkata iya atau tidak, namun dalam ragu tersirat jelas dimatanya, apakah pertanyaan itu?
“Apakah kamu sayang dia?”
Diam seribu bahasa, tak mampu berucap kata-kata, namun akhirnya sebuah kata terlontar dengan sangat indah, penuh dengan kemesraan dan lantang terucapkan” iya….”
Aku terdiam kemudian menghela nafas panjang seraya menahan sesak yang tiba-tiba muncul, pandangan mataku kosong sembari menatap langit-langit yang tak ada binatang melata ketika itu. Hanya kipas angin yang tak berhenti berputar menghembuskan semilir sejuk seolah membuaiku dalam lena sunyinya malam. Tak ada suara jangkrik, tak ada suara kodok, hanya sesekali suara motor itu lewat di depan rumah. Dentuman keras terjadi di jantungku, menggelegar sesaat, namun kemudian padam dengan sendirinya.
Aku perlahan menelusuri sebuah sosok yang begitu membanggakan, sebuah sosok dia yang amat sangat berharga, sebuah sosok yang membanggakan, bukan bagiku bukan bagimu tetapi baginya. Setidaknya sampai dengan saat ini, ketika aku belum tahu bagaimana seutuhnya sosok yang membanggakan itu. Menjadikan aku ingin tahu dan belajar bagaiman kepribadian sang membanggakan itu.
Lewat dia sosok ini terlukis begitu nyata. Ia adalah sosok dengan paras yang indah, tampan, tinggi semampai dan juga menawan. Ia berkulit putih, tidak gelap, sangat khas untuk kulit asia berdarah parahyangan. Hati siapa yang tidak tergoda dengan bentuk fisik yang nyaris sempurna. Ia sangat sederhana namun tidak melupakan kesederhanaan hatinya. Ia senantiasa rapi dan bersih meski kadang terkesan “amburadul” namun tetap elegan. Ia bukanlah orang yang berharta maupun berjabatan, ia hanya orang biasa namun dengan segala kelebihan yang membuat yang mempesonakan “tergila-gila” untuknya. Pantaslah ia bersanding dengan nama surga…yang kekal abadi didalamnya.
Ia sosok yang berkepribadian, pintar, serta bernalar. Tidak posesive namun wajar dan proporsional. Mengerti situasi dan kondisi dan faham apa yang terjadi. Kesederhanaan keluarganya mengharuskan ia survive dan menantang kehidupan yang begitu terjal untuk melangsungkan kehidupan. Ia lahir dari sebuah keluarga yang penuh lika liku, menjadi tulang punggung bagi keluarga meski ia bukanlah yang tertua diantara saudaranya.
Ia terpelajar dan pintar, ia adalah sosok yang begitu mengerti dan logis, ia adalah sosok yang begitu tak memaksakan, ia adalah sosok yang begitu percaya, ia adalah sosok yang tahu apa yang dimau dan selalu membuat ia nyaman. Keteguhan pada prinsip-prinsip serta komitmen dalam diri pada sebuah jalinan itu sangat membanggakan dan menyanjungkan.
Dalam hal tertentu ia dingin, tidak hangat, sangat kaku, dan sangat pencemburu. Jika tak ada kabar atau tidak dapat dihubungi, maka bersiaplah dengan segala pertanyaan bertubi-tubi yang harus jelas dan tepat dalam menjawab, “kamu dari mana? Dengan siapa? Habis apa? Kok tidak bisa dihubungi? Mengapa?” Semua harus dijawab dengan tepat dan sesuai nalar. Jika tak dapat diterima dengan nalarnya, maka ia akan bicara yang “alasan tidak tepat, tidak dapat diterima dengan logika”. Jika begitu, maka ia kan menekuk muka dan cemberut seraya berfikir sambil mengernyitkan dahi, kemudian terdiam lalu berkata, “ lain kali jangan begitu ya…..” . Dalam beberapa hal ia cuek dan dalam beberapa hal juga ia inginkan agar setiap orang terlibat dalamnya. Ya, akupun pernah diceritakan tentang sosok ini sebelum aku tahu bahwa ada hubungan khusus antara mereka. Aku hanya berusaha untuk mengerti saja. Pernah juga suatu waktu ketika berbagai masalah mendera dan ia pun terlibat didalamnya, aku berusaha untuk mengerti dan aku faham, meski aku memang tak sepandai dan sepintar dia.
Antara dia dan dia, sang membanggakan dan sang mempesonakan. Ia merupakan sosok yang sempurna baginya, meskipun ia juga menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna, namun kekurangan itu seolah tiada, terhapus dengan kelebihan yang ia miliki. Hingga apapun ia rela untuk berikan untuknya, dan ia merasa pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan itu, sebuah penghargaan atas apa yang ia miliki atas kelebihannya itu. Meski ia harus binasa dan terbakar karenanya. Sungguh arti sebuah pengorbanan. Aishiteru….adalah lagu untuknya, “ Walau raga kita terpisah jauh, namun hati kita selalu dekat, bila kau rindu pejamkan matamu dan rasakan a a a aku…(Thankx..zifhilia..)” begitu indah bukan?. Meski jauh dimata, ia disini dan dia disana, meski suku berbeda, namun sejatinya sebuah hubungan telah tercipta. Sebutlah ia yang membanggakan dan dia yang mempesonakan.
Bangga sekali ia memilikinya, begitu tergila-gila sang mempesona terhadap yang membanggakan. Tak ada alasan yang bisa diungkapkan selain dari bukti kasih sayang dan pengorbanan yang tercipta untuknya.
Ketika masa tak sehat, sakit mendera, yang mengharuskan ia terbaring lemas dan tak dapat melangkahkan kaki. Sang mempesonakan tetap sabar merawat dengan penuh kasih dan sayang, menemani ketika malam menjelang, menyapa dengan senyum manis ketika pagi datang, menyajikan secangkir minuman hangat dan membiarkan ia meneguknya dalam gelas yang dipegang oleh jemari sang mempesona, menghibur ketika yang membanggakan bersedih, hingga waktu pun berjalan berhari hari dan berminggu penuh dengan kesabaran dan ketabahan. Namun hidup harus terus melaju, halangan bukanlah sebuah rintangan, namun tantangan yang penuh dengan ujian. Memapah dan membantu hingga yang membanggakan dapat duduk sampai berjalan dilakukan tanpa pamrih. Sungguh indah…. pengorbanan cinta sang mempesona dengan balutan kasih dan sayang.
Bukti kasih dan sayang itu tak hanya tercurah dalam nyata, pun dalam mimpi ia selalu terbayang oleh sang mempesonakan. Bukan sekali atau dua kali, namun seolah menjadi keharusan ketika mata terlelap dalam tidur, ia hadir dalam mimpinya, siapapun pasti dapat mendengar ketika ia mengucapkan namanya meskipun dalam keadaan tertidur. Ya…namanya yang indah terucap dari bibir mungilnya.
Dia yang begitu membanggakan. Bukan sosok imaji, namun nyata dalam cipta. Tanggal 19 nanti, sang membanggakan kan hadir menemani waktu-waktu sang mempesona. Tak terbayangkan betapa indah suasannya….jarak bukan lagi halangan.
Adalah aku, hanya seorang manusia biasa, pun juga lahir dari keluarga yang tak berharta, namun aku selalu berusaha untuk merasa cukup dan mensyukuri atas apa yang telah diterima. Aku yang tak punya rupa menawan, namun cukuplah bagiku untuk merasa bahwa aku merasa diabanggakan orang tuaku. Gigiku tak seindah dan serapi artis iklan pasta gigi, namun sebuah patahan bekas luka lama yang menjadi saksi kelemahan aku dimasa aku kecil. Aku memang berkulit agak putih, bersih dan terawat, meskipun kadang berjerawat yang membuat gawat bila dilihat akhwat..haahaha. Aku cukup tinggi jika dibandingkan rata-rata orang ditempatku, ya cukup proporsional dengan tinggi 170 cm dan berat 67 kg.
Hemh…malam itu, adalah malam yang tepat bertukar pikiran, sekedar sharing dan berusaha untuk membuat suasana yang seolah runyam menjadi jelas dan nyata. Sebuah akumulasi rasa antara logika dan perasaan. Sebuah ramuan kehidupan yang setiap orang dapat merasakan, namun tidak setiap orang mampu mengerti apa yang dirasa dan dan dapat menerima sebuah kenyataan.
Sebuah pertanyaan terlontar setelah perenungan panjang, sebuah pertanyaan mendalam setelah sekian kali rasa terkorbankan atas sebuah pengharapan yang tak mungkin dapat terwujud dan nyata di sadari sejak awal.
“ Apa sih salah aku? ” pertanyaan ini terlontar dari bibir yang tidak biasa, aku begitu berat untuk mengatakannya, jantung ini berdetak kencang, rasa pun tak menentu menanti jawaban antara harap dan cemas. Tak disangka dan tak dikira. Begitu panjang dan lebar penjelasannya. Seolah aku memang sangat bersalah, dalam hatiku bergumam “Separah itukah aku?” . Ya aku akui apabila kata-kataku sangat menyakitkan, sangat membuat tidak nyaman, sangat menjadi beban fikiran, seolah menyudutkan dan menghakimi seolah tiada satupun yang benar. Aku hanya terdiam dan terpaku merenungi. Aku tak mengerti situasi dan kondisi, seolah tak punya logika atas apa yang terjadi, oh jika begini maka akan begitu. Seolah memaksakan harus begini dan harus begitu. Posesive, merasa memiliki, padahal siapalah aku. Itu katanya. Bagaimanapun baginya “ya aku seperti ini, berusaha apatis, tidak ada yang berubah dari aku.” “Tolong kamu ngertiin aku dengan situasi dan kondisi aku”. Kemudian satu kata aku katakan….”egois”, dia tak terima dengan kata itu, apakah sikap itu adalah sebuah ke egoisan? Kemudian dia berargumentasi dengan lantang tegas dan logis. Aku hanya terdiam kemudian ku pandangai langit-langit yang waktu itu tak ada binatang melata hanya kipas angin yang berputar memberikan semilir sejuk malam, hemh…mengulang kalimat tadi.
“ Tak ada komitmen dari awal, dan sorry aku tak bisa membuat komitmen denganmu, apapun itu ”, oooh….bukannya aku tak meminta apapun dari dia.
“ Bagiku kamu adalah sudah seperti bagian dari keluarga ini”
“ Tolong kamu juga harus fahami situasi dan kondisi keluarga aku ”
“ Jika harus memilih, ya jelaslah… aku akan lebih memilih dia ”
“ Kamu itu sangat baik, namun kamu selalu membuat aku tidak nyaman dengan perkataanmu, sorry, bagiku kata-katamu sangat menyakitkan ”
“ Kamu itu seolah tidak punya etika “
“ …. Tolong bantu ciptakan iamge yang baik buat aku, bukan selalu dipojokan dengan prasangka yang tidak-tidak . Gunakan perasaan kalo berkata-kata, karena belakangan kamu selalu membuat aku tidak nyaman dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan buat aku…. ”
“ Selama ini, aku tidak memforce kamu kan? “
“ Cobalah bisa untuk mengerti orang lain, tahu sikon….!”
“ Bagiku, kamu enak untuk diajak sharing, sorry…Tapi gak setiap saat kan? dan memaksa kamu untuk itu, gak lebih dari itu. ”
Aku seolah tak ada harganya sebagai manusia, berharap mimpi sebuah kehangatan keluarga, namun seolah hampa dan tidak utuh. Aku memang bukanlah manusia sempurna, aku tak berharap aku akan menjadi seseorang sangat membanggakan baginya. Karena bagiku, selagi aku masih bisa memberikan sebuah ketulusan dengan sungguh-sungguh, aku akan berikan itu, meskipun dengan susah dan payah. Akupun tak berharap apapun darinya. Bagiku, menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri ketika aku dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tidak hanya baginya pun bagi orang-orang yang memang berharga bagiku. Bagiku menjadi lilin pemberi terang lebih bermakna, namun aku tak mau jika terus menjadi lilin, aku ingin menjadi sebuah pensil yang rela dirinya terluka dan harus membiarkan bagian dirinya hilang, namun ia dapat menggoreskan tulisan, menggoreskan sejarah serta kenangan yang membekas pada setiap langkah yang ia lewati. Namun salahkah bila aku menginginkan sesuatu yang tidak aku dapatkan, sebuah kasih sayang yang benar-benar tulus tanpa ada maksud-maksud tertentu didalamnya.
Malam pun berlalu, ya aku tahu…aku ambil pelajaran….saatnya kuliah lagi……hehehe…mata kuliah kehidupan dengan SKS seumur hidup….dan aku pun pulang, aku berucap…I just wanna say thank you…
Sebuah Tanya terlontar “ Bagaimana dengan kolamnya? “
“ Plis dech…jangan sok care gitu…” sebuah tanggapan yang seolah tak boleh ada yang tahu dan peduli.
“ Bagaimana hubungannya dengan dia?”
“ Owh…baik-baik saja ” kalimat singkat yang menyiratkan bermacam makna.
“ Bolehkah aku bertanya lebih jauh? ” Aku seraya bertanya dengan wajah polos dan tanpa dosa.
Tanpa berkata iya atau tidak, namun dalam ragu tersirat jelas dimatanya, apakah pertanyaan itu?
“Apakah kamu sayang dia?”
Diam seribu bahasa, tak mampu berucap kata-kata, namun akhirnya sebuah kata terlontar dengan sangat indah, penuh dengan kemesraan dan lantang terucapkan” iya….”
Aku terdiam kemudian menghela nafas panjang seraya menahan sesak yang tiba-tiba muncul, pandangan mataku kosong sembari menatap langit-langit yang tak ada binatang melata ketika itu. Hanya kipas angin yang tak berhenti berputar menghembuskan semilir sejuk seolah membuaiku dalam lena sunyinya malam. Tak ada suara jangkrik, tak ada suara kodok, hanya sesekali suara motor itu lewat di depan rumah. Dentuman keras terjadi di jantungku, menggelegar sesaat, namun kemudian padam dengan sendirinya.
Aku perlahan menelusuri sebuah sosok yang begitu membanggakan, sebuah sosok dia yang amat sangat berharga, sebuah sosok yang membanggakan, bukan bagiku bukan bagimu tetapi baginya. Setidaknya sampai dengan saat ini, ketika aku belum tahu bagaimana seutuhnya sosok yang membanggakan itu. Menjadikan aku ingin tahu dan belajar bagaiman kepribadian sang membanggakan itu.
Lewat dia sosok ini terlukis begitu nyata. Ia adalah sosok dengan paras yang indah, tampan, tinggi semampai dan juga menawan. Ia berkulit putih, tidak gelap, sangat khas untuk kulit asia berdarah parahyangan. Hati siapa yang tidak tergoda dengan bentuk fisik yang nyaris sempurna. Ia sangat sederhana namun tidak melupakan kesederhanaan hatinya. Ia senantiasa rapi dan bersih meski kadang terkesan “amburadul” namun tetap elegan. Ia bukanlah orang yang berharta maupun berjabatan, ia hanya orang biasa namun dengan segala kelebihan yang membuat yang mempesonakan “tergila-gila” untuknya. Pantaslah ia bersanding dengan nama surga…yang kekal abadi didalamnya.
Ia sosok yang berkepribadian, pintar, serta bernalar. Tidak posesive namun wajar dan proporsional. Mengerti situasi dan kondisi dan faham apa yang terjadi. Kesederhanaan keluarganya mengharuskan ia survive dan menantang kehidupan yang begitu terjal untuk melangsungkan kehidupan. Ia lahir dari sebuah keluarga yang penuh lika liku, menjadi tulang punggung bagi keluarga meski ia bukanlah yang tertua diantara saudaranya.
Ia terpelajar dan pintar, ia adalah sosok yang begitu mengerti dan logis, ia adalah sosok yang begitu tak memaksakan, ia adalah sosok yang begitu percaya, ia adalah sosok yang tahu apa yang dimau dan selalu membuat ia nyaman. Keteguhan pada prinsip-prinsip serta komitmen dalam diri pada sebuah jalinan itu sangat membanggakan dan menyanjungkan.
Dalam hal tertentu ia dingin, tidak hangat, sangat kaku, dan sangat pencemburu. Jika tak ada kabar atau tidak dapat dihubungi, maka bersiaplah dengan segala pertanyaan bertubi-tubi yang harus jelas dan tepat dalam menjawab, “kamu dari mana? Dengan siapa? Habis apa? Kok tidak bisa dihubungi? Mengapa?” Semua harus dijawab dengan tepat dan sesuai nalar. Jika tak dapat diterima dengan nalarnya, maka ia akan bicara yang “alasan tidak tepat, tidak dapat diterima dengan logika”. Jika begitu, maka ia kan menekuk muka dan cemberut seraya berfikir sambil mengernyitkan dahi, kemudian terdiam lalu berkata, “ lain kali jangan begitu ya…..” . Dalam beberapa hal ia cuek dan dalam beberapa hal juga ia inginkan agar setiap orang terlibat dalamnya. Ya, akupun pernah diceritakan tentang sosok ini sebelum aku tahu bahwa ada hubungan khusus antara mereka. Aku hanya berusaha untuk mengerti saja. Pernah juga suatu waktu ketika berbagai masalah mendera dan ia pun terlibat didalamnya, aku berusaha untuk mengerti dan aku faham, meski aku memang tak sepandai dan sepintar dia.
Antara dia dan dia, sang membanggakan dan sang mempesonakan. Ia merupakan sosok yang sempurna baginya, meskipun ia juga menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna, namun kekurangan itu seolah tiada, terhapus dengan kelebihan yang ia miliki. Hingga apapun ia rela untuk berikan untuknya, dan ia merasa pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan itu, sebuah penghargaan atas apa yang ia miliki atas kelebihannya itu. Meski ia harus binasa dan terbakar karenanya. Sungguh arti sebuah pengorbanan. Aishiteru….adalah lagu untuknya, “ Walau raga kita terpisah jauh, namun hati kita selalu dekat, bila kau rindu pejamkan matamu dan rasakan a a a aku…(Thankx..zifhilia..)” begitu indah bukan?. Meski jauh dimata, ia disini dan dia disana, meski suku berbeda, namun sejatinya sebuah hubungan telah tercipta. Sebutlah ia yang membanggakan dan dia yang mempesonakan.
Bangga sekali ia memilikinya, begitu tergila-gila sang mempesona terhadap yang membanggakan. Tak ada alasan yang bisa diungkapkan selain dari bukti kasih sayang dan pengorbanan yang tercipta untuknya.
Ketika masa tak sehat, sakit mendera, yang mengharuskan ia terbaring lemas dan tak dapat melangkahkan kaki. Sang mempesonakan tetap sabar merawat dengan penuh kasih dan sayang, menemani ketika malam menjelang, menyapa dengan senyum manis ketika pagi datang, menyajikan secangkir minuman hangat dan membiarkan ia meneguknya dalam gelas yang dipegang oleh jemari sang mempesona, menghibur ketika yang membanggakan bersedih, hingga waktu pun berjalan berhari hari dan berminggu penuh dengan kesabaran dan ketabahan. Namun hidup harus terus melaju, halangan bukanlah sebuah rintangan, namun tantangan yang penuh dengan ujian. Memapah dan membantu hingga yang membanggakan dapat duduk sampai berjalan dilakukan tanpa pamrih. Sungguh indah…. pengorbanan cinta sang mempesona dengan balutan kasih dan sayang.
Bukti kasih dan sayang itu tak hanya tercurah dalam nyata, pun dalam mimpi ia selalu terbayang oleh sang mempesonakan. Bukan sekali atau dua kali, namun seolah menjadi keharusan ketika mata terlelap dalam tidur, ia hadir dalam mimpinya, siapapun pasti dapat mendengar ketika ia mengucapkan namanya meskipun dalam keadaan tertidur. Ya…namanya yang indah terucap dari bibir mungilnya.
Dia yang begitu membanggakan. Bukan sosok imaji, namun nyata dalam cipta. Tanggal 19 nanti, sang membanggakan kan hadir menemani waktu-waktu sang mempesona. Tak terbayangkan betapa indah suasannya….jarak bukan lagi halangan.
Adalah aku, hanya seorang manusia biasa, pun juga lahir dari keluarga yang tak berharta, namun aku selalu berusaha untuk merasa cukup dan mensyukuri atas apa yang telah diterima. Aku yang tak punya rupa menawan, namun cukuplah bagiku untuk merasa bahwa aku merasa diabanggakan orang tuaku. Gigiku tak seindah dan serapi artis iklan pasta gigi, namun sebuah patahan bekas luka lama yang menjadi saksi kelemahan aku dimasa aku kecil. Aku memang berkulit agak putih, bersih dan terawat, meskipun kadang berjerawat yang membuat gawat bila dilihat akhwat..haahaha. Aku cukup tinggi jika dibandingkan rata-rata orang ditempatku, ya cukup proporsional dengan tinggi 170 cm dan berat 67 kg.
Hemh…malam itu, adalah malam yang tepat bertukar pikiran, sekedar sharing dan berusaha untuk membuat suasana yang seolah runyam menjadi jelas dan nyata. Sebuah akumulasi rasa antara logika dan perasaan. Sebuah ramuan kehidupan yang setiap orang dapat merasakan, namun tidak setiap orang mampu mengerti apa yang dirasa dan dan dapat menerima sebuah kenyataan.
Sebuah pertanyaan terlontar setelah perenungan panjang, sebuah pertanyaan mendalam setelah sekian kali rasa terkorbankan atas sebuah pengharapan yang tak mungkin dapat terwujud dan nyata di sadari sejak awal.
“ Apa sih salah aku? ” pertanyaan ini terlontar dari bibir yang tidak biasa, aku begitu berat untuk mengatakannya, jantung ini berdetak kencang, rasa pun tak menentu menanti jawaban antara harap dan cemas. Tak disangka dan tak dikira. Begitu panjang dan lebar penjelasannya. Seolah aku memang sangat bersalah, dalam hatiku bergumam “Separah itukah aku?” . Ya aku akui apabila kata-kataku sangat menyakitkan, sangat membuat tidak nyaman, sangat menjadi beban fikiran, seolah menyudutkan dan menghakimi seolah tiada satupun yang benar. Aku hanya terdiam dan terpaku merenungi. Aku tak mengerti situasi dan kondisi, seolah tak punya logika atas apa yang terjadi, oh jika begini maka akan begitu. Seolah memaksakan harus begini dan harus begitu. Posesive, merasa memiliki, padahal siapalah aku. Itu katanya. Bagaimanapun baginya “ya aku seperti ini, berusaha apatis, tidak ada yang berubah dari aku.” “Tolong kamu ngertiin aku dengan situasi dan kondisi aku”. Kemudian satu kata aku katakan….”egois”, dia tak terima dengan kata itu, apakah sikap itu adalah sebuah ke egoisan? Kemudian dia berargumentasi dengan lantang tegas dan logis. Aku hanya terdiam kemudian ku pandangai langit-langit yang waktu itu tak ada binatang melata hanya kipas angin yang berputar memberikan semilir sejuk malam, hemh…mengulang kalimat tadi.
“ Tak ada komitmen dari awal, dan sorry aku tak bisa membuat komitmen denganmu, apapun itu ”, oooh….bukannya aku tak meminta apapun dari dia.
“ Bagiku kamu adalah sudah seperti bagian dari keluarga ini”
“ Tolong kamu juga harus fahami situasi dan kondisi keluarga aku ”
“ Jika harus memilih, ya jelaslah… aku akan lebih memilih dia ”
“ Kamu itu sangat baik, namun kamu selalu membuat aku tidak nyaman dengan perkataanmu, sorry, bagiku kata-katamu sangat menyakitkan ”
“ Kamu itu seolah tidak punya etika “
“ …. Tolong bantu ciptakan iamge yang baik buat aku, bukan selalu dipojokan dengan prasangka yang tidak-tidak . Gunakan perasaan kalo berkata-kata, karena belakangan kamu selalu membuat aku tidak nyaman dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan buat aku…. ”
“ Selama ini, aku tidak memforce kamu kan? “
“ Cobalah bisa untuk mengerti orang lain, tahu sikon….!”
“ Bagiku, kamu enak untuk diajak sharing, sorry…Tapi gak setiap saat kan? dan memaksa kamu untuk itu, gak lebih dari itu. ”
Aku seolah tak ada harganya sebagai manusia, berharap mimpi sebuah kehangatan keluarga, namun seolah hampa dan tidak utuh. Aku memang bukanlah manusia sempurna, aku tak berharap aku akan menjadi seseorang sangat membanggakan baginya. Karena bagiku, selagi aku masih bisa memberikan sebuah ketulusan dengan sungguh-sungguh, aku akan berikan itu, meskipun dengan susah dan payah. Akupun tak berharap apapun darinya. Bagiku, menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri ketika aku dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tidak hanya baginya pun bagi orang-orang yang memang berharga bagiku. Bagiku menjadi lilin pemberi terang lebih bermakna, namun aku tak mau jika terus menjadi lilin, aku ingin menjadi sebuah pensil yang rela dirinya terluka dan harus membiarkan bagian dirinya hilang, namun ia dapat menggoreskan tulisan, menggoreskan sejarah serta kenangan yang membekas pada setiap langkah yang ia lewati. Namun salahkah bila aku menginginkan sesuatu yang tidak aku dapatkan, sebuah kasih sayang yang benar-benar tulus tanpa ada maksud-maksud tertentu didalamnya.
Malam pun berlalu, ya aku tahu…aku ambil pelajaran….saatnya kuliah lagi……hehehe…mata kuliah kehidupan dengan SKS seumur hidup….dan aku pun pulang, aku berucap…I just wanna say thank you…
Langganan:
Postingan (Atom)